Home » Tentang Kami

Tentang Kami

Atas pertolongan Tuhan, para Kepala Suku Adat yang adalah para petani kopi, duduk bersama dan membicarakan sesuatu guna mengurus dan membangun dirinya sendiri melalui suatu wadah resmi yang diberi nama “Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica” dengan Merek Dagangnya: Baliem Blue Coffee atau disingkat “BBCoffee”.

Bagi orang Koteka, nama menunjukan identitas yang berhubungan dengan sejarah dan fakta, artinya nama itu punya makna tersendiri dan nama ini diberi atas inisiatif para kepala suku Adat sesuai dengan fakta yang ada. Untuk arti nama tersebut menurut kamus Adat adalah “Mbalim Minuk Anggen”.

Kemudian KSU-Baliem Arabica dengan dukungan penuh dari USAID-AMARTA telah menfasilitasi Koperasi dengan peralatan baik dari hama penggerek buah kopi, peralatan pasca panen, pembangunan fasilitas hingga peralatan mesin.

Lewat kesempatan ini kami ingin memperkenalkan Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica yang memiliki visi dan tujuan untuk mewujudkan salah satu program Nasional yaitu Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan melalui pengembangan Kopi Arabica bersertifikasi organic dengan standard export guna meningkatkan standar nilai jual di tingkat petani agar petani memiliki posisi tawar yang kuat untuk dapat memasarkan hasil. Saat ini Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica, dengan dukungan dari USAID-AMARTA lewat program PADA atau Papua Agribusiness development Alliance melakukan pengembangan Kopi Arabica organic yang bertaraf Internasional.

Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica dengan dukungan dari USAID-AMARTA telah melakukan pelatihan budidaya pertanian Kopi organik di sembilan distrik penghasil Kopi di wilayah Pegunungan Tengah yang meliputi Kabupaten Jayawijaya, Lany Jaya, Mamberamo Tengah, Tolikara dan Yahukimo guna mendidik petani mengenai cara dan budidaya kopi organik mulai dari pembibitan, budidaya sampai paska panen.

Beberapa hal penting yang perlu diperbaiki dan ditanggulangi agar mutu kopi menjadi lebih baik adalah dalam hal pemetikan, pengupasan, penjemuran serta penyimpanan. Untuk memecahkan beberapa masalah yang bersifat mendadak tersebut Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica telah menyalurkan bantuan berupa peralatan panen, seperti ember, loyang, karung dan terpal yang dibagikan secara merata di beberapa titik pengambilan Kopi. Namun pengupasan dan penyimpanan masih menjadi kendala utama yang harus ditanggulangi karena kopi yang disimpan di dalam Honai menyebabkan aroma yang dapat merusak kualitas serta belum adanya mesin pengupasan (Luwak) yang layak dan memadai di tingkat petani dapat pula mempengaruhi kualitas Kopi. Maka solusi tepat dan cepat untuk masalah ini adalah dengan jalan membangun dan merenovasi UPH yang telah ada dan mengaktifkannya sebagai pusat pengupasan dan penyimpanan kopi bagi kelompok tani.

Dengan demikian, lewat perkenalan usaha ini kami dari KSU Baliem Arabica selain memperkenalkan diri kami harap juaga agar ini menjadi bahan masukan untuk mendapatkan kepercayaan Pemerintah. Koperasi juga ingin mengetahui kemungkinan dari Pemerintah untuk mengaktifkan kembali dan membangun UPH tersebut serta melengkapinya dengan peralatan luwak di beberapa lokasi yang telah tersedia melalui wadah Koperasi Baliem Arabica.

A. Latar Belakang.

Berangkat dari hasil pengamatan bahwa kondisi perkopian di Lembah Baliem ini yang di kelolah oleh orang-orang tua kami di kampung-kampung sepertinya kurang memberi arti bagi peningkatan kesejahteraan mereka, atau dengan kata lain usaha tani yang diperoleh tidak sebanding dengan pengorbanan waktu, tenaga, dan biaya, maka Koperasi Baliem Arabica merasa tergerak untuk berbuat sesuatu demi menolong orang-orang tua kami.

Dan lewat pertolongan Tuhan, program AMARTA yang didukung oleh USAID telah hadir memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Atas sinergi dengan instansi terkait, pelayanan itu diwujudkan dalam bentuk bantuan teknis, bantuan manajemen, bantuan peralatan dan bantuan financial.
Sebagai pemain baru di bidang perkopian, kami sadar betul akan tantangan-tantangan yang bakal dihadapi. Namun dengan bekal keyakinan bahwa kami hadir dengan membawa kebaikan bukan membawa keburukan, maka kami berani mengemban amanat orang-orang tua kami para petani kopi.

Setelah melewati masa-masa persiapan sesudah terbentuknya Koperasi Baliem Arabica, yang meliputi sosialisasi, penyuluhan tekhnis budidaya serta proses pasca panen, instalasi peralatan produksi, dan lain-lain, maka Koperasi mulai mengadakan transaksi pembelian kopi. Kami menggunakan system jemput bola, artinya pembelian dilakukan langsung ke kampong-kampung. Bahkan ada pula yang dilakukan di kebun kopi. Cara ini dengan antusias disambut baik oleh para petani. Ada petani yang menjual kopi gabah puluhan hingga ratusan liter, tetapi tidak sedikit pula petani yang hanya menyerahkan satu/dua sampai lima liter saja.
Selama kegiatan pembelian kopi yang dimulai dari bulan Mei 2008, kami telah menjangkau 9 Distrik di Kabupaten Jayawijaya, Distrik Maki, Pirime, Tiom, Tiom Eneri, Melagi Eneri, Gamelia, dan Balingga di Kabupaten Lani Jaya, Distrik Bokondini dan Distrik Kanero di Kabupaten Tolikara, Distrik Kelela, Distrik Ilugwa, Distrik Kobakma dan Distrik Eragayam Kabupaten Mamberamo Tengah dan walau harus menyeberangi tanah longsor di kali Yetni, kami juga telah menjangkau Distrik Kurima dan Tangma di Kabupaten Yahukimo.

Dari segi harga pembelian kopi yang diberlakukan oleh Koperasi Baliem Arabica sangat jauh peningkatannya. Sebelum kehadiran Koperasi Baliem Arabica, harga biji kopi hijau pada kisaran Rp. 8.000 sampai Rp. 10.000 per kilogram, bahkan menjadi lebih rendah lagi jika dibeli di kampung-kampung. Namun setelah Koperasi Baliem Arabica ada, harga pertama yang ditawarkan jika disetarakan dengan kopi hijau kering adalah sebesar Rp. 14.000 per kilogram. Tetapi melihat semangat dan gairah petani yang mulai bangkit kembali dengan sungguh-sungguh, maka Koperasi Baliem Arabica memberi apresiasi dengan menaikkan harga pembelian menjadi Rp. 17.500 per kilogram setara kopi hijau kering, berarti ada perbaikkan harga yang diterima petani lebih dari 100%.

Namun perasaan keraguan dan penyesalan bercampur sedih terkadang silih berganti melihat kenyataan perkebunan kopi yang dihimpit hutan-belukar dan tanggapan petanipun tidak serius karena memang para petani benar-benar tidak percaya terhadap pasaran kopi. Guna mengembalikan kepercayaan petani terhadap pasaran kopi maka Koperasi Baliem Arabica atas bimbingan dari program AMARTA, saat ini telah mengupayakan sertifikasi bagi para petani kopi, yakni sertifikasi Organic, sertifikasi Fairtrade, sertifikasi Rain Forest Alliance, dan sertifikasi Friendly Bird. Dua yang pertama sedang berjalan. Jika sertifikasi-sertifikasi tersebut di atas terwujud, maka dapat dipastikan ada peningkatan harga sebesar minimal 40%.

Tentang kualitas kopi dari Lembah Baliem tidak perlu lagi diragukan. Dalam berbagai tes uji citarasa yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri, sudah terbukti “Baliem Blue Coffee”atau disingkat “Bebecoffee”memiliki citarasa yang tinggi. Terakhir pada konfrensi Asosiasi Kopi Spesial Amerika yang diikuti oleh pelaku-pelaku kopi Spesial dari seluruh dunia, kopi dari daerah ini diikutsertakan oleh Asosiasi Kopi Spesial Indonesia karena Koperasi Baliem Arabica adalah salah satu anggota organisasi itu.

Dari kegiatan dunia tersebut, tercipta minat dari beberapa perusahaan besar dan terkenal seperti dari Negara Belgia, Belanda, Jerman dan Amerika Serikat sendiri. Setelah dipertimbangkan dengan kemampuan volume produksi dan prospek pasar kedepan, maka untuk tahap pertama ini dipilih satu perusahaan kopi dari Amerika Serikat. Mereka meminta 2 kontainer atau 36 ton. Namun oleh sejumlah hal, dari 18 ton yang disepakati kami baru sanggup mengumpulkan 12 ton. Dan puji Tuhan, mereka mau memahami keadaan ini, yang dalam bisnis internasional dengan persaingan ketat adalah sesuatu yang sangat dihindari.

B. Dasar Pemikiran

Dasar pemikiran kita untuk menggerakkan suatu Koperasi yang beranggotakan para petani kopi mengacu kepada informasi situasi umum di Indonesia bahwa, sampai dengan akhir tahun 2006 Badan Pusat Statistik menginformasikan bahwa jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) telah mencapai 48,634 juta unit, atau 99,99% dari jumlah dunia usaha yang ada di Indonesia. Dari jumlah tersebut lebih kurang 68,9%-nya bergerak di sektor perkebunan dan pertanian, baik sebagai pemilik lahan, penyewa atau penyakap. Dengan perkataan lain sub sector ini menjadi tumpuan hidup dari 33,508 juta kepala keluarga, atau lebih kurang 134,035 juta jiwa rakyat Indonesia. Oleh karena besarnya jumlah rakyat yang hidup pada sub sector tersebut, maka fluktuasi harga bahan pangan seharusnya secara langsung mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani. Situasi umum diatas dapat diartikan bahwa, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan ujung tombak dari perekonomian di Indonesia pada umumnya dan di daerah atau Kabupaten khususnya.

Bila kita kembali melihat situasi di Kabupaten se-pegunungan tengah bahwa 100% masyarakatnya adalah petani tulen, namun tidak semua usaha mereka dapat menghasilkan uang seperti yang kita lihat diatas. Namun demikian Koperasi Baliem Arabica memiliki dasar pemikiran yang kuat untuk memprediksi pendapatan petani kopi kedepan melalui “Produk unggulan Pegunungan tengah” karena masyarakat di Lima Kabupaten merupakan petani penghasil Kopi Arabika dengan aroma dan citarasa yang tidak diragukan lagi di pasaran dunia. Namun demikian untuk perputaran ekonomi local agak menurun karena kurangnya konsumen atau penggemar kopimania di Indonesia pada umumnya dan di pegunungan tengah khususnya, maka yang jelas bahwa, kesejahteraan petani kopi tergantung pada permintaan pasar secara global. Apabila permintaan pasar tinggi maka pendapatan petani pun akan meningkat. Untuk meningkatkan pendapatan petani maka perlu ada dukungan penuh dan perhatian serius dari Pemerintah daerah agar tidak terulang kasus menurunnya harga kopi di pasaran menyebabkan berkurangnya minat petani, yang berakibat menurunnya penyediaan kopi biji saat ekspor perdana. Bila dilihat dari sisi bisnis sebenarnya kekurangan tersebut dapat dilengkapi dengan cara mengumpulkan kopi dari beberapa daerah misalnya Kerom, Genyem, Pegunungan Bintang, tetapi bukan itu tujuan Koperasi Baliem Arabica. Artinya kita bukan mengejar bisnis semata tetapi justru kesejahteraan rakyat yang kita perjuangkan dan pemberdayaan petani sebagai anggota Koperasi Baliem Arabica yang perlu dilindungi kepentingan ekonominya.

Pada dasarnya, KoperasiBaliem Arabica Kelompok tani merupakan salah satu struktur kelembagaan yang cukup penting di masa sekarang dan yang akan datang, dalam upaya pemberdayaan petani dan pemasaran komoditbiji kopi hijau yang dihasilkan di wilayahpegunungan tengah, sekaligus menjadi kelembagaan per yang dapat memberikan jaminan kepastian harga produhasil perkebunan, sehingga harga yang diterima dapat menguntungkan petani. Bergabungnya petani dalam kelembagaan Koperasi Baliem Arabica akan menguatkan institusi tersebut sebagai lembaga perekonomian pedesaan, dimana anggotanya akan memiliki posisi tawar yang kuat untuk dapat memasarkan hasil perkebunannya, sehingga kesejahteraan petani mengalami peningkatan hal ini diakibatkan naiknya pendapatan petani yang tergabung dalam kelompok tani melalui Koperasi Baliem Arabica.

Untuk itu, perlu disampaikan bahwa, koperasi bagi petani sangat penting terutama dalam peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, misalnya: (1) Melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka baik dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan. Posisi rebut tawar (bargaining power) ini bahkan dapat berkembang menjadi kekuatan penyeimbang (countervailing power) dari berbagai ketidakadilan pasar yang dihadapi para petani. (2) Dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan, koperasi dapat mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk anggotanya. Pada sisi lain koperasi dapat memberikan akses kepada anggotanya terahadap berbagai penggunaan faktor produksi dan jasa yang tidak ditawarkan pasar. (3) Dengan bergabung dalam koperasi, para petani dapat lebih mudah melakukan penyesuaian produksinya melalui pengolahan paska panen sehubungan dengan perubahan permintaan pasar. Pada gilirannya hal ini akan memperbaiki efisiensi pemasaran yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, dan bahkan kepada masyarakat umum maupun perekonomian nasional. (4) Dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam sebuah koperasi, para petani lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi per. Dan (5) Dalam wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM mereka. , Koperasi Arabica sendiri memiliki misi khusus dalam pendidikan pelatihan bagi anggotanya.

Maka dapat disimpulkan, bahwa salah satu bentuk kelembagaan yang ideal di pedesaan adalah koperasi atau kelompok tani, dimana tujuan awal pembentukan dari koperasi/kelompok tani ini adalah untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Pemberdayaan petani dalam kelembagaan koperasi, merupakan suatu bentuk alternatif dari model pembangunan masyarakat pedesaan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar bermatapencarian sebagai petani/buruh tani. Koperasi dalam hal ini memberikan jaminan keuntungan bagi anggota baik dari segi sosial dan ekonomi, selain itu yang utama adalah peningkatan posisi tawar petani dapat ditingkatkan sehingga mereka mempunyai kekuatan untuk ¢menentukan¢ harga produk perkebunannya yang di dukung dengan adanya Sertifikat-sertifikat yang sedang diupayakan oleh Koperasi Baliem Arabica. Disamping itu, koperasi dalam jangka panjang akan memberikan pengetahuan dan pendidikan yang akan membangun petani-petani yang berorientasi pasar, serta dengan koperasi juga akan membangun petani dan masyarakat pedesaan yang memiliki kualitas sumberdaya manusia unggulan yang mencakup pada peningkatan ke-ahli-an dan keterampilan (bisnis dan organisasi), pengetahuan, dan pengembangan jiwa kewirausahaan petani itu sendiri. Sehingga, pemberdayaan ekonomi lokal yang berbasis pada pembangunan di perdesaan dapat berjalan dengan baik.

C. Visi dan Misi, Tujuan, Strategi serta Program Kerja.

Dasar pemikiran diatas adalah salah satu bagian dasar dari visi, misi dan tujuan serta program kerja, maka kami telah menyinggung beberapa hal penting menyangkut manfaat dan keuntungan adanya koperasi di tengah-tengah para petani. Namun demikian, bagian ini secara khusus kami akan menyampaikan bagian-bagian yang merupakan garis besarnya saja sebagaimana uraian berikut.

I. Visi.

Koperasi berpandangan bahwa dengan menjalankan usaha secara professional dan memegang teguh azas kepercayaan, maka anggota akan memperoleh manfaat ekonomi yang nyata serta kemandirian usaha dapat dicapai pada tahun 2015.

II. Misi.

a. Memberdayakan masyarakat petani kopi Arabica di lembah baliem melalui pengembangan bisnis pertanian yang mempunyai daya saing kuat dan bernilai tambah.

b. Melaksanakan bisnis kopi Arabica spesialti yang diproduksi di kawasan lembah Baliem secara professional.

c. Membangun kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam bisnis perkpian untuk mewujudkan bisnis pertanian secara berkelanjutan.

d. Mengembangkan lain-lain usaha diluar perkopian yang dapat member manfaat dan keuntungan menuju terwujudnya koperasi yang mandiri.

III. Tujuan.

a. Jangka Pendek:

– Meningkatkan harga jual kopi di tingkat petani.
– Memasarkan kopi spesialti yang beridentitas, berkarakter, dan bersertifikat mutu.

b. Jangka Menengah:

Mengembangkan bisnis pertanian dan industri pertanian komoditas kopi Arabica di lembah baliem bersama-sama dengan instansi / pihak terkait.

c. Jangka Panjang:

Mengembangkan bisnis selain kopi Arabica spesialti.

IV. Strategi.

a. Konsolidasi dan peningkatan kemampuan elemen organisasi.
b. Membangun jejaringan bisnis.
c. Sosialisasi dengan mitra bisnis.
d. Memulai bisnis kopi spesialti bersertikat secara professional.
e. Evaluasi kinerja.

V. Program Kerja.

a. Konsolidasi

– Menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi organisasi.

– Menetapkan program kerja.
– Menetapkan susunan dan personalia organisasi.
– Menetapkan besaran dan realitas sumber penerimaan organisasi sebagai modal awal menggerakkan kegiatan.
– Menggerakkan kegiatan pelatihan dan praktek untuk peningkatan kemampuan SDM.
– Pengadaan alsin dan bahan pendukung kegiatan produksi.

b. Membangun jejaringan bisnis.

– Membangun kemitraan bisnis dengan kelompok / petani kopi.
– Membangun kemitraan bisnis dengan eksportir kopi.
– Membangun kemitraan bisnis dengan pabrik kopi local.

c. Sosialisasi

– Menginformasikan keberadaan Koperasi ke segenap pihak.
– Pendataan potensi.
– Pelatihan dan pendampingan proses produksi.

d. Kegiatan Usaha.

– Produksi

1). Pembelian Di tingkat petani secara transparan.
2). Pengelolahan lanjutan oleh Koperasi.
3). Pengendalian mutu.

– Pemasaran.

1). Penentuan mitra eksportir.
2). Penentuan mitra transporter udara dan laut.
3). Penentuan mitra local untuk pemasaran kopi sub-grade
4). Promosi secara aktif.
– Sertifikasi oeganik.
1) Pembentukan dan pelatihan SPI
2) Pelaksanaan SPI
3) Permohonan sertifikasi ke lembaga berwenang.
4) Inspeksi lembaga sertifikasi.

– Sertifikasi Fair Trade.

1) Kontrak dengan lembaga sertifikasi.
2) Pendaftaran ke lembaga sertifikasi.
3) Inspeksi oleh lembaga sertifikasi.

– Produksi kopi bubuk konsumsi local.

1) Kerjasama dengan institusi lain yang memiliki fasilitas.
2) Memperoses sendiri.
e. Evaluasi Kinerja.
– Pemberdayaan badan pengawas.
– Membina hubungan erjasama dengan para pemangku kepentingan.

Leave a comment