Lahan kopi di Jayawijaya berkurang drastis

Ketua Bappeda Provinsi Papua Muhammad Musa’ad (kiri) bersama Hanok Herison Pigai (tengah) dan Ketua Kelompok Petani Kopi Deiyai Robi Edoway dalam kunjungan ke daerah Bomou, Rabu (15/3/2017) – Jubi/Ze

Ketua Bappeda Provinsi Papua Muhammad Musa’ad (kiri) bersama Hanok Herison Pigai (tengah) dan Ketua Kelompok Petani Kopi Deiyai Robi Edoway dalam kunjungan ke daerah Bomou, Rabu (15/3/2017) – Jubi/Ze

Wamena, Jubi– Lahan kopi di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, berkurang drastis. Catatan dinas pertanian setempat menunjukan dari total lahan kopi jenis Arabika yang mencapai 1.918 hektare, kini tinggal 300-an hektare yang masih aktif.  Luasan lahan itu berpengaruh terhadap produksi kopi yang tinggal 125,6 ton per tahun.

“Jumlah kopi secara keseluruhan dari Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya dan Yalimo yang kami kirim ke luar kabupaten,” kata Kepala Dinas Pertanian, Jayawijaya, Hendri Tetelepta di Wamena, Senin (11/9/2017)

Menyusutnya lahan kopi membuat Pemda setempat mengenjot pengembalian salah satu komoditi hasil kebun itu.  Menurut Henri, Pemda Jayawijaya menganggarkan Rp 420 juta dari dana otonomi khusus untuk belanja penyediaan bibit kopi lokal jenis Arabika.

“Bibit kopi Arabika itu akan diberikan kepada petani yang tersebar di beberapa distrik,”kata Henri menambahkan.

Bibit yang dibeli  ditanam di 12 di kawasan Lembah Baliem. Henri menjelaskan pada tahun-tahun sebelumnya  penyediaan bibit kopi Arabika dilakukan langsung oleh petani lokal yang bekerja sama dengan dinas pertanian, namun pada tahun 2017 ditangani oleh pihak ketiga.

Selain minimnya lahan kopi, Dinas pertanian Jayawijaya juga kekurangan tenaga penyuluh. Saat ini baru terdapat 11 kantor penyuluh dari 40 kantor distrik  yang ada. Padahal idealnya kantor yang memberi layanan konsultasi  mengurusi sektor produksi pangan itu ada di setiap distrik atau kecamatan. “Tetapi sampai 2017 kami hanya punya 11 dari 40 kantor distrik,” kata Hendri menjelaskan.

Menteri BUMN Rini Soemarno, saat mengunjungi salah satu pabrik kopi Arabika di Jayawijaya menyatakan sedang berupaya mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan petani kopi.

“Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah biaya angkut ke kota itu mahal,” kata Rini.

Ia mengaku sedang mencari jalan agar masyarakat Jayawijaya bisa mendapat keuntungan yang baik.

Lahan kopi di Jayawijaya berkurang drastis was originally published on KSU Baliem Arabica